Kamis, 18 Maret 2010

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya tajam, akal pikiran dan nuraninya terpadu dalam berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama manusia.
pilar akal dan rasionalitas dalam akidah Islam tercermin dalam aturan muamalat dan dalam memberikan solusi serta terapi bagi persoalan yang dihadap


"SIAPAKAH TUHAN ITU"

Perkataan "ilah" yang selalu diterjemahkan "Tuhan", dalam al-qur'an dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang di besarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS 45 (AL_JATSIIYAH) : 23
"Maka pernakah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya...?"

Dalam QS 28 (AL_QASHASH): 38, perkataan ilah dipakai fir"aun untuk dirinya sendiri :
"Dan Fir'aun berkata:'Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku".

Perkataan ilah dalam al-qur'an juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama': aalihatun).



"KEBERADAAN ALAM MEMBUKTIKAN ADANYA TUHAN"

Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasia yang pelik, tidak boleh tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu "akal" yang tiada batasnya,

Jika percaya tentang eksitensi alam, maka secara logika harus percaya adanya Pencipta alam . Pernyataan yang mengatakan "Percaya adanya makhluk", tetapi menolak adanya "Khaliq" adalah suatu pernyataan yang tidak benar.



"PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN DENGAN PENDEKATAN FISIKA"

Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan "hukum kedua termodinamika" (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak.
Hukum tersebut yang dikenal hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali,. Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas. Demikian kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas. Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara "energi yang ada" dengan "energi yang tidak ada"


"SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN"

1. PEMIKIRAN UMAT ISLAM

Pemikiran terhadap tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam< atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat islam, timbul sejak wafatnya nabi Muhammad SAW. Secara garis besar ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang besifat diantara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam Islam. Aliran tersebut adalah :
a.) Mu'tazilah yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta menekan
pemakaian akal pikiran dalam memehami semua ajaran dan keimanan dalam Islam.
orang berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilahtain)
b.) Qodariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam bekehendak dan
berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan
hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
c.) Jabariah yang merupakan pecahan dari "Murji'ah" berteori bahwa manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat, semua tingkah laku manusia
ditentukan dan dipaksa oleh tuhan.
d.) Asy'ariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan
Jabariah.
Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat islam periode masa lalu.oleh karena itu umat islam yang memilih aliran mana saja di antara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar dari Islam. Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja adalah aliran Mu'tazilah dan Qadariah.


2. PEMIKIRAN ORANG BARAT


yang di maksud ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusinisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. teori tersebut mula-mula di temukan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. proses teori evolusionisme adalah sebagai berikut :

a.)DINAMISME

Manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan.

b.)ANIMISME

dismping kepercayaan Dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai adanya peran roh dalam kehidupannya.

c.)POLITEISME

kepercayaan Dinanisme dan Animisme lama-lama tidak memberi kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi snjungan dan pujaan, Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.

d.) HENOTEISME

politime tidak memberi kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan, oleh karena itu dewa-dewa yang di akui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama.

e.)MONOTEISME

Kepercayaan dalam bentuk Henoteisme melangkah menjadi Monoteisme, dalam Monoteisme hanya mengakui satu tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat Internasional.